Selamat Datang Di Blog Saya

Selasa, 03 April 2012

psikologi pendidikan (ANAK BERBAKAT, ANAK SLOW LEANER, ANAK KHUSUS)


1. Jelaskan mengenai pendidikkan anak berbakat.
a. mengenai pengalaman manca negara dan Indonesia
b. definisi anak berbakat
c. identifikasi anak berbakat
d. pendidikkan anak berbakat
Jawab:
a. Beberapa pengalaman negara maju dalam pendidikan anak berbakat:
      Amerika, pada tahun 1957 bangsa Rusia telah berhasil meluncurkan sputnik. Momentum ini membangkitkan bangsa Amerika, karena kekalahannya dalam bidang IPTEK dengan Rusia. Dan pada tahun 1958 diadakan konferensi mengenai pendidikkan yang bertujuan untuk menemukan mereka yang berbakat, sehingga perlu juga disiapkan guru - gurunya. Aplikasi teori psikologi ( teori belajar dan konsep kognisi ) dan pengkajian teknologi komputer merupakan dua hal yang kemudian amat berpengaruh terhadap masalah bakat dan aktualisasinya di Amerika Serikat.
    Jepang. Jepang telah mengunakan "Sistem Nasional Pendidikan Universal" untuk mengidentifikasi anak berbakat. Cara yang dilakukan adalah dengan sistem kompetisi yang amat ketat untuk memasuki lembaga - lembaga yang prestisius. Disamping itu pelayanan anak berbakat dilakukan melalui kegiatan ekstra kurikuler dan pengelompokan.
    Inggris. berbeda dengan Jepang dan Amerika, Inggris tidak mengenal adanya pengelompokan bagi gifted & talented. Meski terdapat perbedaan sosial yang tinggi, kesejahteraan rakyat Inggris dapat dikatakan merata. Oleh karena itu seorang guru idealnya harus mampu mengidentifikasi anak berbakat dalam kelas masing - masing dan juga harus dapat pula memenuhi kebutuhannya.
    Beberapa pengalaman negara berkembang dalam pendidikan anak berbakat:
Korea Selatan. Pengembangan pendidikan bagi anak berbakat di Korea di lakukan dalam dua tingkat:
    1. Tingkat nasional. Membuat inisiatif baru untuk mengembangkan dari kompetisi nasional menuju persainggan internasional.
    2. Pada tingkat swasta. Pemerintah korea telah melaksanakan dua rencana tindak utama untuk menjaring anak berbakat. yaitu rencana akselerasi dan rencana ditetapkannya perundang-undangan (1966) yang mengatur beberapa ukuran untuk menjamin adanya suatu bentuk belajar-mengajar yang berbeda-beda yang diarahkan kepada diversifikasi, kebutuhan-kebutuhan individual dari pengajar dan untuk memaksimalkan pengembangan potensi individu.
    Taiwan. Di Taiwan Kebutuhan pendidikan khusus bagi gifted & talented sangat penting karena telah berpengaruh terhadap pengharapan dan perhatian yang berhubungan dengan ekonomi dan keberhasilan sosial. Sejak tahun 1984 disusun undang-undang yang kemudian dikenal dengan nama SEL (special education laws), yang mengartikan gifted & talented meliputi individu yang memiliki satu atau lebih kulitas-kualitas seperti: gifted dalam kemampuan umum, gifted dalam bakat akademik, dan gifted dalam talent khusus.
    Indonesia, di Indonesia sendiri pendidikan untuk anak berbakat telah terlihat di tahun 1974 dimana saat itu pemerintah memberikan beasiswa bagi anak kurang mampu dalam bidang ekonomi namun berbakat. sayangnya kriteria yang di buat, dalam kenyataannya tidak bisa menjaring anak berbakat dengan baik. Kemudian pada tahun 1980, di Jakarta di kaji suatu pilot project yang diawali dengan identifikasi dan seleksi anak berbakat. Namun, karena masalah finansial kegiatan tersebut tertunda dan berhenti. Dan pada tahun 1989 lahirnya undang-undang No.2 tahun 1989 telah memberikan angin segar bagi pendidikan anak - anak yang berkemampuan khusus. dalam pasal 8 di cantumkan: "Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus"
b. Anak berbakat memiliki beberapa sifat khusus biologis manusia seperti:
Produksi sel neuroglial yang tinggi memungkinkan bertambahnya aktivitas antara sel neuron (synaptic activity) yang berakibat adanya akselerasi proses berpikir.
Secara biokimiawi neuron - neuron tersebut menjadi lebih kaya, yang memungkinkan berkembangnya pola pikir yang kompleks.
Berkembangnya prefrontal complex otak, sehingga terjadi perencanaan masa depan, berpikir berdasarkan pemahaman, dan intuisi.
anak berbakat adalah anak yang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, seni, atau bidang-bidang akademik khusus dan memerlukan perhatian-perhatian atau aktivitas yang tidak biasa disediakan oleh sekolah biasa agar bakat yang di miliki dapat berkembang secara penuh.
c. Ada dua tahap untuk mengidentifikasi anak berbakat.
1. Penjaringan anak berbakat. Pola penjaringan anak berbakat pada umumnya dilakukan dengan anggapan bahwa dalam skala makro terdapat 1% dari seluruh populasi adalah anak berbakat yang unggul, seperti contoh jika ada 300 juta orang dalam suatu negara maka kira - kira hanya terdapat 3 juta orang berbakat di negara tersebut. Dari 15% sampai 25% tersebut, masih diadakan seleksi yang lebih cermat. Pada seleksi ini biasanya peserta di bagi menjadi tiga kelompok. Yaitu kelompok yang sudah di pastikan tidak diterima, kelompok tengah yang belum tentu ditolak ataupun diterima, dan kelompok yang sudah pasti akan di terima.
2. Penyaringan anak berbakat. Tujuan dari penyaringan adalah memberikan dasar terhadap penilaian pada kemampuan, sifat, sikap, atau perilaku seseorang.
d.  Pendidikkan untuk anak berbakat harus memberikan peluang dan kesempatan seluas-luasnya kepada anak berbakat tersebut agar dapat mengaktualisasikan potensinya.  Untuk memberikan pelayanan pendidikan anak berbakat yang kita harus lakukan adalah mengenal bakat anak tersebut. ada beberapa prosedur untuk mengetahui bakat anak yaitu:
Melakukan analisis lapangan studi untuk menemukan faktor - faktor apa saja yang di perlukan supaya orang dapat berhasil dalam lapangan tersebut.
Dari hasil analisis itu di buatlah pencandraan lapangan studi.
Kemudian dari hasil pencandraan studi itu di ketahui persyaratan apa yang harus di penuhi supaya individu dapat lebih berhasil dalam lapangan tertentu
Dari persyaratan itu sebagai landasan disusun alat pengungkapnya (alat pengungkap bakat), yang biasanya berwujud tes.
Kemudian setelah kita mengenal bakat anak tersebut kita bisa mengikuti proposisi yang diajukan oleh Ward dan Kitano, empat diantara proposisi tersebut antara lain:
Pendidikan anak berbakat intelektual seyogyanya berbeda dengan anak lainnya, dengan menekankan yang dalam kepada aktivitas intelektual.
Pembelajaran anak berbakat harus diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas yang sesuai dengan kemampuannya yang lebih tinggi di bandingkan anak normal.
Adanya penekanan yang luar biasa pada perkembangan kreatif dan proses berpikir tinggi.
Individu berbakat memerlukan konsiderasi khusus dalam pendidikannya karena mereka secara kualitatif berbeda dari individu lain.
2. Jelaskan mengenai pendidikan slow leaner
a. Definisi slow leaner
b. Bagaimana cara mendiagnosinya
c. Bagaimana pendidikan bagi slow leaner
Jawab:
a. Slow leaner bukan hanya mengacu kepada aspek kognitif saja (ketidak mampuan dalam berpikir), tetapi juga akan berpengaruh pada fungsi-fungsi psikologi yang lain.     Barometer internasional tentang cacat mental dapat kita lihat dalam AAMD (American Assosiation on Mental Deficiency). Di Indonesia sendiri barometer yang khusus seperti AAMD memang belum ada, tetapi ada beberapa patokan yang dapat kita gunakan dalam PPDGJ III (Pedoman Pengolongan Diagnosis Gangguan Jiwa II). Pada penderita cacat mental terdapat beberapa karasteristik yang menunjukkan adanya ciri - ciri khusus penderita, yaitu:
Keterbatasan intelektual (IQ berkisar antara 75 ke bawah).
Kesulitan dalam memenuhi tuntutan sosial.
Adaptive Behavior (perilaku penyesuaian diri) penderita sangat buruk.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa masalah cacat mental merupakan fenomena sociokultural yang kompleks karena melibatkan hal - hal yang kompeks dalam hal: Hubungan antar keluarga, Hambatan dalam pembangunan (SDM rendah dan tidak dapat berfungsi dengan baik), menjadi beban bagi semua orang, dan secara biologis berkembang dengan normal, tetapi secara psikologis, sosial dan moral tidak mengalami perkembangan yang normal dalam aspek biologisnya.
b. Cara mediagnosis seorang anak penderita slow leaner dapat kita lihat dari karasteristik - karateristiknya.
Mild Retardation, cara mendiagnosa anak yang menderita Mild Retardation adalah dengan cara melihat karateristik kognitifnya, karena penderita Mild Retardation secara fisik terlihat normal oleh karena itu sangat sulit untuk di dekteksi. Ciri-ciri karasteristik Mild Retardation: Kemampuan akademik berbeda dengan anak normal pada tingkat-tingkat tertentu, perbedaan kognitif lebih bersifat kuantitatif (sama - sama bisa berhitung seperti anak normal tetapi penderita Mild Retardation hanya dapat menghitung sampai jumlah tertentu, misalkan hanya sampai 3 digit), daya serap informasi lambat, dan inneficient learner (tidak dapat belajar secara efisien).
Moderate Retardation, cara mendiagnosa anak yang menderita Moderate Retardation adalah dengan melihat ciri-ciri fisiknya. Karena, fisik penderita Moderate Retardation berciri-ciri seperti: Kepala besar sehingga tidak proporsional, anggota tubuh cenderung pendek - pendek (trunk/dada pendek), hidung pesek, mata mongol, rambut merah, gigi runcing dan rapuh, kulit bersisik, kadang - kadang kornea berkabut.
Severe Retardation, karateristik anak penderita Severe Retardation biasanya Hiperkinetik yaitu ketidakmampuan mengontrol aktivitas geraknya. misalkan jika penderita ini sedang berlari ia tidak dapat berhenti sehingga akan menabrak sesuatu. Tidak dapat melakukan komunikasi (hanya ada sign bila terjadi proses fisiologis yang di rasakan, misalkan jika anak penderita ini ingin kencing maka dia akan berjalan muter - muter. Kekebalan tubuh rendah sehingga harapan hidupnya rendah (hanya sampai usia belasan)
Profound Retardation. karasteristik fisik penderita Profound Retardation biasanya tidak sempurna sehingga harapan hidup sangat rendah (antara usia 2 - 10 tahun) dan karasteristiknya seperti bayi yang tidak dapat melakukan apa - apa dan tidak dapat bersuara.
c. Penderita slow leaner akan menjadi sangat parah karena dibesarkan dalam lingkungan primitif (masa pekanya terlewati tanpa adanya stimulus). Oleh karena mereka harus dilatih khusus, terapi, dan psikolog juga merupakan cara yang tepat. Jangan memaksa anak penderita Slow leaner bersekolah kalau sianak tidak mampu dan melarang anak beraktivitas karna akan menyebabkan taraf retardasinya menjadi rendah.
3. Jelaskan mengenai pendidikan anak khusus.
a. Definisi anak khusus
b. Jelaskan mengenai kategori anak khusus
c. Bagaimana mendiagnosi anak khusus
d. Bagaimana pendidikan mengenai anak khusus
Jawab:
a. Individu khusus adalah individu yang secara jelas/signifikan berbeda dari yang normal dan mengalami hambatan untuk mencapai sukses dalam aktifitas sosial, personal, dan pendidikan yang sangat dasar. ada beberapa istilah yang digunakan untuk mengategorikan seseorang sebagai anak khusus.
disabled, adanya gangguan fungsi pada aspek fisik, sosial, dan learning (kemampuan belajar).
Impaired, gangguan fungsi - fungsi indera sensoris.
Disordered, gangguan dalam kemampuan belajar dan perilaku sosial yang sifatnya spesifik.
Handicaped, masalah gangguan intelektual dan fisik.
Exceptional, gangguan yang menunjuk pada individu-individu yang berada pada ekstrim kanan ( kemampuan jauh diatas rata-rata orang normal), dan pada ekstrim kiri (lebih rendah dari rata-rata orang normal). sehingga menimbulkan "pengecualian" atau kekhususan.
Karakterisktik spesifik dari anak-anak spesial ini adalah adanya ketidak selarasan dalam tingkatan perkembangan fungsional. Yang dalam hal ini meliputi tingkat perkembangan.
1. Sensorimotor
2. Kognitif
3. Kemampuan berbahasa
4. Ketrampilan diri
5. Konsep diri
6. Kemampuan berinteraksi sosial, serta
7. Kreativitasnya
b. Individu dengan kemampuan khusus di kategorikan sebagai berikut:
Sensory Handicapped (hambatan sensoris) ada hambatan dalam kemampuan pendengaran dan penglihatan.
Mental Deviation (penyimpangan mental) menunjuk kepada penyimpangan mental, ekstrim kiri dari kurve normal (kemampuan dibawah rata-rata) dan penyimpangan mental ekstrim kanan (kemampuan diatas rata -rata).
Communication Disorder (penyimpangan komunikasi), meliputi semua hambatan yang berkaitan dengan kemampuan berbicara dan berbahasa.
Learning Disabilities (hambatan belajar), ada hambatan dalam belajar yang tidak disebabkan oleh faktor - faktor fisiologis.
Behavioral Disorders (penyimpangan perilaku), ada hambatan dalam perilaku karena masalah - masalah emosional.
Physical Handicaps (hambatan fisik), adalah hambatan karena bagian tubuh cacat atau tidak ada.
Masing- masing kategori disesuaikan dengan sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah di setiap negara. Seperti pada pemerintah indonesia, seperti :
a)   Tuna Netra                : SLB A
b)   Tuna Wicara & Tuna Rungu        : SLB B
c)   Tuna Grahita                : SLB C
d)    Tuna Daksa                : SLB D
e)    Tuna Laras                : SLB E
f)    Berbakat/ Grifted                : SLB F
            Kategori anak khusus di Indonesia dibagi menjadi lima kategori yaitu:
Tuna netra (buta), tuna wicara dan rungu , tuna granital/mental, tuna daksa/cacat fisik, dan tuna laras.
 c. Cara mendiagnosa seorang individu khusus ialah dengan melihat karasteristiknya.
    Tuna netra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan ini disebabkan karna faktor bawaan maupun faktor eksternal.
Faktor bawaan, karna ayah dan ibu memiliki kelemahan yang sama.
Faktor eksternal, misalnya karna kecelakaan.
    Tuna wicara atau tuna rungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran ini disebabkan karena adanya gangguan pada alat-alat pendengaran yang menghambat penguasaan yang mendasar dalam kemampuan berbahasa. Tetapi secara umum dapat dibedakan atas faktor bawaan dan faktor eksternal. Perkembangan sosialnya biasanya terhambat karna mengalami hambatan komunikasi dan belajar.
    Tuna Grahita/mental adalah  individu yang memiliki tingkat inteligensi di bawah rata - rata. Kemampuan kognitif penderita ini di bawah normal sehingga pendidikan yang diberikan tidak menitikberatkan pada aspek kognitif tetapi mengembangkan aspek-aspek lain yang masih dapat berfungsi secara normal.
    Tuna daksa/cacat fisik, penyebab tuna daksa antara lain: kaki tidak sama besar, polio, cacat kaki karena cerebral palsy, amputasi, cacat karena kebakaran yang permanen, pengaruh obat - obatan.  Apabila hambatan - hambatan ini tidak langsung di tangani secara khusus maka akan menyebabkan hambatan pada bagian tubuh normal lainnya dan dapat pula menghambat perilaku dan kemampuan kognisinya.
    Tuna laras, penderita tuna laras adalah remaja yang telah melakukan tindakan yang melanggar norma - norma/hukum sehingga pelakunya akan memperoleh sangsi hukum, atau kenakalan yang menjurus pada tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja (deliquency) secara berkali-kali. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
d. Untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak khusus kita harus tahu terlebih dahulu individu tersebut masuk ke dalam kategori anak khusus apa. jika sudah tahu barulah kita dapat memberikan pendidikan apa yang pantas untuk anak khusus tersebut. Berikut cara memberikan pendidikan dan penanganannyaan
    Tuna netra, biasanya SLB menitikberatkan pendidikkan tuna netra pada faktor kognitif dan melatih kepekaan indera yang lain, seperti: Dipersiapkan untuk meningkatkan kemampuan melalui pendidikkan, baik secara klasikal (oral, braile, dan sebagainya) maupun individual (melatih bakat), di ajarkan untuk tetap melakukan aktivitas gerak meski kemampuan terbatas, didorong untuk bersikap seolah tidak ada handicap, diajarkan untuk memilih cara yang paling cocok dengan dirinya dalam menyelesaikan tugas (misalkan ia lebih suka melakukan cara verbal atau tulisan dengan braile).
    Tuna wicara, biasanya SLB menitikberatkan pendidikkan tuna netra pada faktor kognitif dan melatih kepekaan indera yang lain. antara lain dengan: Home intervention (pelayanan anak dan keluarga sehingga tidak ada perbedaan dalam melatih anak dirumah dan di sekolah. Centered programs (program yang menyesuaikan dengan kondisi anak). Redential school, pendidikan dengan mengunakan asrama dan mengunakan program yang intensif.  Day-school, dan Secondary program on the job training yaitu keterampilan-keterampilan sehingga dapat mencari nafkah sendiri dan mengurangi ketergantunga pada orang lain. Untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dapat dilakukan dengan cara: gesture tangan, melafalkan kata-kata dan membaca gerakan tubuh, melatih indera peraba, dan formal speech training.
    Tuna grahita/mental, memerlukan layanan pendidikan khusus, mereka harus dilatih khusus, terapi, dan psikolog juga merupakan cara yang tepat.
    Tuna daksa/cacat fisik, membutuhkan perhatian dan penanganan yang khusus yang dapat membangun rasa percaya diri individu tersebut sehingga individu tersebut tidak merasa minder dan tidak menghambat perilaku dan kemampuan kognisinya.
    Tuna laras, langkah-langkah pendidikan yang dapat dilakukan disekolah-sekolah khusus adalah sebagai berikut: diajarkan kemampuan untuk dapat menolong diri sendiri, memberi kesempatan berlatih dengan aktif (tetap bergerak dan memberi tanggapan usaha si penderita), memberi pengertian bahwa setiap orang memiliki keterbatasan yang berbeda-beda, mengajarkan komunikasi dengan orang lain sesuai dengan kondisi yang dimiliki, membutuhkan strategi dan proses belajar khusus untuk anak-anak dengan kondisi khusus. Pertolongan khusus yang dibutuhkan anak-anak khusus diketahui melalui diagnosis yang tepat dari seorang spesialis.
Sumber:
Prabowo,H dan Ira Puspitawati. 1997. Psikologi Pendidikan: Seri Diktat Kuliah. Jakarta: Fakultas Psikologi Gunadarma.
Suryabrata,S. 2004. Psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali pers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar